22 Mar 2013

Produksi Massal Bioinsektisida Berbahan Aktif Bakteri Simbion Nematoda Entomopatogen, Xenorhabdus spp. dan Photorhabdus luminenscens Isolat Lokal Sebagai Agensia Pengendali Hayati Hama Plutelle xylostella dan Crocidolomia sp. Pada Tanaman Kubis



 by:

Didik Sulistyanto and Rachmi Masnilah
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

          Xenorhabdus spp. dan Photorhabdus luminenscens adalah bakteri yang bersimbiose dengan nematoda entomopatogen, Steinernema spp. dan Heterorhabditis spp. Simbion tersebut terdapat di dalam intestine nematoda dan berperan dalam proses kematian serangga inang. Bakteri simbiose nematoda entomopatogen merupakan salah satu alternatif untuk mengendalikan serangan hama Plutella xylostella dan Crocidolomia sp. pada tanaman kubis. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan isolasi dan determinasi isolat bakteri simbion nematoda entomopatogen Steinernema spp. dan Heterorhabditis spp. di beberapa lokasi sentra tanaman kubis di Jawa Timur.
Penelitian pada tahun kedua ini bertujuan untuk (1). mengevaluasi 8 (delapan) isolat bakteri simbiose nematoda entomopatogen yang berhasil diidentifikasikan pada tahun pertama terhadap Plutella xylostella dan Crocidolomia spp di laboratorium, (2)  menguji virulensi isolat lokal yang terseleksi terhadap Plutella xylostella dan Crocidolomia spp. rumah kaca; (3) memproduksi secara masal isolat lokal yang terseleksi pada berbagai media.
            Metode penelitian terdiri atas beberapa tahap yaitu (1) uji virulensi dilaboratorium dilakukan dengan metode dermal dan oral; (2) uji virulensi di rumah kaca mengunakan metode oral/ pakan; (3) pembiakan massal dilakukan dengan berbagai media antara lain YS, Potatoes dan Pepton sucrose serta BSA medium.
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bakteri Xenorhabdus sp. isolat Pujon (Pu1) merupakan isolat yang paling virulen terhadap C. binotalis dengan nilai LC50 4,2 x 101 sel/ml. dan terhadap P. xylostella dengan nilai LC50 sebesar 9,1 x 105 sel/ml. Sedangkan pada bakteri  P. luminenscens isolat Sumberejo (SBR1) merupakan isolat yang paling virulen terhadap C. binotalis dengan LC50 9,3 x 105 sel/ml. dan terhadap P. xylostella dengan nilai LC50 4,3 x 103 sel/ml.  (2) Metode dermal/ injeksi bakteri Xenorhabdus sp. isolat Cemoro Lawang (Ce1) merupakan isolat yang paling virulen terhadap C. binotalis dengan nilai LC50  4,98 x 10-57 sel/ml. terhadap C. binotalis dan isolat Pujon (Pu1) terhadap P. xylostella dengan nilai LC50 sebesar 2,9 x 10-4 sel/ml. Sedangkan pada bakteri P. luminenscens isolat Sumberrejo (SBR1) merupakan isolat yang paling virulen terhadap C. binotalis dengan LC50 2,63 x 10-18 sel/ml. dan isolat Ngadas (NGD1) yang paling virulen terhadap P. xylostella dengan nilai LC50  1,1 x 101sel/ml. (3) Pengujian virulensi bakteri simbion NEP di laboratorium dengan metode dermal mempunyai virulensi yang lebih tinggi (LC50 rendah) dan LT50 yang lebih pendek dibandingkan dengan metode oral/ pakan. (4) Pengujian di rumah kaca  bakteri Xenorhabdus sp. (isolat Pu1) dan P. luminenscens (isolat SBR1) cukup virulen dalam mengendalikan C. binotalis dengan mortalitas larva mencapai 62,7% dan 59,3%. Sedangkan terhadap P. xylostella dengan mortalitas larva mencapai 66,6% dan 64,4%. (5) Media yang paling baik untuk pembiakan massal bakteri Xenorhabdus sp. dan P. luminenscens adalah Yeast Salt (YS) medium dengan tingkat kematian yang paling tinggi  terhadap larva C. binotalis dan P. xylostella dilaboratorium.

1 comment:

Unknown said...
This comment has been removed by the author.