by:
Didik Sulistyanto and Rachmi Masnilah
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Xenorhabdus
spp. dan Photorhabdus luminenscens adalah bakteri yang bersimbiose
dengan nematoda entomopatogen, Steinernema spp. dan Heterorhabditis
spp. Simbion tersebut terdapat di dalam intestine nematoda dan berperan dalam
proses kematian serangga inang. Bakteri simbiose nematoda entomopatogen
merupakan salah satu alternatif untuk mengendalikan serangan hama Plutella
xylostella dan Crocidolomia sp. pada tanaman kubis. Berkaitan dengan
hal tersebut, maka perlu dilakukan isolasi dan determinasi isolat bakteri
simbion nematoda entomopatogen Steinernema spp. dan Heterorhabditis
spp. di beberapa lokasi sentra tanaman kubis di Jawa Timur.
Penelitian
pada tahun kedua ini bertujuan untuk (1). mengevaluasi 8 (delapan) isolat
bakteri simbiose nematoda entomopatogen yang berhasil diidentifikasikan pada
tahun pertama terhadap Plutella xylostella dan Crocidolomia spp
di laboratorium, (2) menguji virulensi
isolat lokal yang terseleksi terhadap Plutella xylostella dan Crocidolomia
spp. rumah kaca; (3) memproduksi secara masal isolat lokal yang terseleksi
pada berbagai media.
Metode
penelitian terdiri atas beberapa tahap yaitu (1) uji virulensi dilaboratorium
dilakukan dengan metode dermal dan oral; (2) uji virulensi di rumah kaca
mengunakan metode oral/ pakan; (3) pembiakan massal dilakukan dengan berbagai
media antara lain YS, Potatoes dan Pepton sucrose serta BSA medium.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) bakteri Xenorhabdus sp. isolat Pujon
(Pu1) merupakan isolat yang paling virulen terhadap C. binotalis dengan
nilai LC50 4,2 x 101 sel/ml. dan terhadap P.
xylostella dengan nilai LC50 sebesar 9,1 x 105
sel/ml. Sedangkan pada bakteri P.
luminenscens isolat Sumberejo (SBR1) merupakan isolat yang paling virulen
terhadap C. binotalis dengan LC50 9,3 x 105
sel/ml. dan terhadap P. xylostella dengan nilai LC50 4,3 x 103
sel/ml. (2) Metode dermal/ injeksi
bakteri Xenorhabdus sp. isolat Cemoro Lawang (Ce1) merupakan isolat yang
paling virulen terhadap C. binotalis dengan nilai LC50 4,98 x 10-57 sel/ml. terhadap C.
binotalis dan isolat Pujon (Pu1) terhadap P. xylostella dengan nilai
LC50 sebesar 2,9 x 10-4 sel/ml. Sedangkan pada bakteri P.
luminenscens isolat Sumberrejo (SBR1) merupakan isolat yang paling virulen
terhadap C. binotalis dengan LC50 2,63 x 10-18
sel/ml. dan isolat Ngadas (NGD1) yang paling virulen terhadap P. xylostella
dengan nilai LC50 1,1 x 101sel/ml.
(3) Pengujian virulensi bakteri simbion NEP di laboratorium dengan metode
dermal mempunyai virulensi yang lebih tinggi (LC50 rendah) dan LT50
yang lebih pendek dibandingkan dengan metode oral/ pakan. (4) Pengujian di
rumah kaca bakteri Xenorhabdus
sp. (isolat Pu1) dan P. luminenscens (isolat SBR1) cukup virulen dalam
mengendalikan C. binotalis dengan mortalitas larva mencapai 62,7% dan
59,3%. Sedangkan terhadap P. xylostella dengan mortalitas larva mencapai
66,6% dan 64,4%. (5) Media yang paling baik untuk pembiakan massal bakteri Xenorhabdus
sp. dan P. luminenscens adalah Yeast Salt (YS) medium dengan tingkat
kematian yang paling tinggi terhadap
larva C. binotalis dan P. xylostella dilaboratorium.
1 comment:
Post a Comment