INTISARI
Penelitian ini bertujuan
untuk: menginventarisasi, mengisolasi, mengkoleksi, memperbanyak,
mengidentifikasi, menguji virulensi bakteri simbiose nematoda entomopatogen, Steinernema spp.- Xenorhabdus sp. dan Heterorhabditis
spp.- Photorhabdus luminenscens
isolat lokal terhadap hama Lepidiota stigma, mengevaluasi patogenisitas,
memproduksi secara massal nematoda entomopatogen, Heterorhabditis indica
isolat lokal dalam media padat, teknik penyimpanan serta teknik formulasi
nematoda entomopatogen isolat lokal.
Metode penelitian pada
tahun pertama terdiri tiga tahap yaitu tahap isolasi dan koleksi nematoda
entomopatogen isolat lokal dari endemik hama L. stigma, yang diisolasi dari beberapa daerah di Jawa Timur
(Jember, Malang, Probolinggo, Kediri, dan Banyuwangi). Sampel tanah yang
berhasil diisolasi dengan larva Galleria
mellonella atau Tenebrio molitor,
identifikasi dengan metode morfometric, perkawinan silang dan uji gejala
kutikula.. Metode penelitian pada tahun kedua terdiri (i) uji virulensi bakteri
simbiose nematoda entomopatogen Xenorhabdus
sp. dan Photorhabdus luminenscens
terhadap L. stigma, secara oral dan
dermal, (ii) uji patogenisitas
nematoda entomopatogen di laboratorium dan rumah kaca dengan konsentrasi 275,
550, 1100, 2200 dan 4400 IJ/ml. Sedangkan di rumah kaca dilakukan dengan
konsentrasi 0, 0,25x 06, 0,50x106, 1,00x106
IJ/ml., (iii) uji persistensi atau ketahanan nematoda entomopatogen di dalam
tanah. Metode penelitian pada tahun ketiga
adalah (i) produksi massal nematoda entomopatogen isolat lokal terseleksi
dengan berbagai media (resep 1, 3, 4, dan 5). (ii) teknik penyimpanan nematoda
entomopatogen yang telah berhasil dipanen dalam berbagai media dengan penambahan
adjuvant alkhohol, cengkeh dan formalin yang disimpan dalam suhu kamar dan
inkubator, dan (iii) formulasi nematoda entomopatogen dalam media spon, tanah
mineral, tanah lava, kalsit dan tepung ampas tahu.
Hasil
penelitian menunjukan bahwa dari isolasi tanah di beberapa lokasi perkebunan
kopi dan tebu di Jatim ditemukan jenis-jenis baru nematoda entomopatogen isolat
lokal, yaitu Heterorhabditis indicus
(isolat Ngadas dan Ngadiredjo), Heterohabditis
spp. (isolat Semboro dan Sukowono), Steinernema
spp. (isolat Jengawah, Kranjingan, Oro-oro Ombo dan Jember). Evaluasi strain
menunjukan H. indicus (isolat Ngadas)
mencapai prosentase tertinggi mengendalikan L.
stigma instar I/II yaitu 74% dengan 1000 IJ/larva.. Larva L. stigma terhadap konsentrasi nematoda entomopatogen
menunjukan instar muda lebih peka dibandingan instar tua dan pupa.
Hasil
evaluasi virulensi bakteri simbiose pada perlakuan dermal lebih efektif
dibandingkan perlakuan oral. LC50 Xenorhabdus sp. secara oral 189,71 dan dermal 57; sedangkan LC50
Photorhabdus luminenscens secara oral
178,64 sel dan dermal 46,922. H. indicus
(isolat Ngadas) lebih efektif bila dibandingkan Heterorhabditis spp. (isolat Ngadisari) yang mencapai 56% setelah
10 hari perlakuan. Sedangkan perlakuan di rumah kaca pada konsentrasi 1,00 x 106
setelah minggu ke 4 mencapai 53% pada L.
stigma instar I/II dan 40% instar III/IV. Persistensi nematoda dalam tanah
dapat bertahan sampai minggu ke 16.
Hasil poduksi massal
nematoda entomopatogen Heterorhabditis
indica dalam media padat dengan media dari Bakto Nutrien Broth, Yeast
ekstrak, tepung jagung dan minyak kelapa atau nabati (Resep 1) yang memberikan
hasil panen yang optimal yaitu 275.445,09 Infektive juvenile per gram media.
Biaya bahan baku pembiakan massal nematoda entomopatogen isolat lokal
terseleksi pada hama L. stigma
terendah pada resep 4 yaitu Rp. 54,08 sen untuk satu juta nematoda. Formulasi
yang baik untuk nematoda entomopatogen, H.
indica isolat lokal yaitu dengan media padat berupa spon dibandingkan
dengan media lain, nematoda dapat bertahan hidup mencapai 89% setelah 50 hari
penyimpanan dalam spon. Jumlah nematoda yang hidup pada suhu inkubator (25,5
oC) lebih banyak dibandingkan pada suhu kamar (25 - 27 oC). Sedangkan daya
tahan nematoda entomopatogen, H. indica
dengan penambahan adjuvant alkhohol 0,01%.
No comments:
Post a Comment